Afirmasi Keilahian Yesus dalam 1 Yohanes 1:1
Keilahian Yesus adalah suatu hal yang terus-menerus diperdebatkan sampai saat ini. Tetapi sesungguhnya Alkitab telah secara eksplisit menyatakan Keilahian Yesus. Dalam Alkitab kita dapat melihat afirmasi-afirmasi yang menyatakan Keilahian Yesus, salah satunya di dalam Surat 1 Yohanes.
Lima kitab dalam Perjanjian Baru ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papinas, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes.
Dalam tulisan surat 1 Yohanes, terdapat permasalahan yaitu adanya peperangan melawan bidat. Aspek utama dari bidat yang dilawan Yohanes adalah penyangkalan terhadap inkarnasi, yang dianut oleh seluruh Gnostik dan juga Doketisme yang membedakan antara Yesus manusiawi dan Kristus sorgawi, di mana Kristus hanya tampaknya saja mengambil rupa manusia. Maka dalam 1 Yohanes, Yohanes memberikan penegasan kepada orang percaya untuk mengerti inkarnasi Yesus dan waspada akan seriusnya ancaman dari para penyesat. Yohanes berharap setiap pembaca suratnya mendapatkan persekutuan dengan Bapa dan Yesus Kristus, Yohanes memberikan suatu afirmasi yang berisikan tentang Keilahian Kristus.
Surat 1 Yohanes 1:1 diawali dengan “apa yang telah ada sejak semula”. Kalimat ini merupakan penjelasan Yohanes tentang Yesus Kristus. Kata “telah ada” dalam bahasa aslinya yaitu ἦν (en), yang merupakan kata kerja dan menunjukkan waktu yang telah terjadi di masa lampau (imperfect active indicative). Kata ini memiliki arti yaitu ada, berada. Sedangkan kata “semula” dalam bahasa aslinya adalah “permulaan”, dan dalam bahasa Yunaninya ialah ἀρχῆς (arces), merupakan kata benda (noun) dan suatu predikat (genitive). Kata ini memiliki arti yaitu permulaan, dasar, sumber, penguasa, pemerintah supranatural. Jadi dapat dimengerti bahwa Yohanes memberikan kesaksian tentang Yesus, kesaksian bahwa Yesus telah ada dan hal itu telah terjadi di masa lampau.
Akan tetapi pengertian keberadaan Yesus di masa lampau ini perlu di mengerti dengan tuntas, sebab jika tidak, akan timbul andaian bahwa Yesus hanyalah manusia yang memiliki awal. Maka mari kita melihat pernyataan Burdick, yang mengatakan bahwa: Yohanes tidak mengatakan bahwa mereka menyatakan Dia yang dari awal, tetapi apa yang sejak awal ada. Ia digambarkan sebagai yang sudah ada sejak awal. Jika dibandingkan dengan Yohanes 1:1, istilah “permulaan” tampaknya merujuk pada keabadian di masa lalu, ketika “Firman” itu bersama dengan Allah Bapa. Firman yang hidup dari kekekalan itu menjelma dan Yohanes berkata “kami telah dengar” dan “kami telah melihat” Dia. Jadi dapat disimpulkan bahwa prolog 1 Yohanes 1:1, merupakan afirmasi yang diberikan Yohanes bahwa “Firman” itu telah ada sejak semula, Yesus Kristus kekal ada sejak semula dan kekal selama-lamanya.
Yohanes juga memberikan kesaksian tentang “Firman Hidup”, Firman Hidup itu ialah Yesus Kristus yang telah ada sejak semula itu. Kata “Firman Hidup” dalam bahasa aslinya adalah “sabda yang memberi hidup kekal”. Kata “sabda” dalam bahasa Yunaninya ialah λόγου (logou), merupakan kata benda dan suatu predikat. Kata ini memiliki arti yaitu sabda, kabar baik, kata. Sedangkan frasa “yang memberi hidup kekal” dalam bahasa Yunaninya ialah ζωῆς (zoes), yang merupakan kata benda dan kata predikat. Jadi dapat disimpulkan bahwa Yohanes memberikan kesaksian tentang Yesus yang adalah Firman Hidup yang memberi hidup kekal. Firman Hidup ini adalah kepemilikan Yesus, maka Ia yang memberikan hidup yang kekal.
Yohanes memberikan kesaksian bahwa Firman itu memberikan hidup. Di sini kita dapat belajar bahwa Firman yang berinkarnasi itu adalah sumber kehidupan, di dalam Dia ada hidup. Dalam terjemahan aslinya di Interlinear diberikan tanda kurung, untuk memastikan bahwa kehidupan kekal yang dijelaskan pada teks itu didasarkan pada peristiwa kehidupan Kristus. Akan tetapi perlu dipahami bahwa, Yohanes bukan saja menawarkan sebuah kesaksian untuk suatu teologi ortodoks yang koheren, tetapi ia memberikan afirmasi sebuah “Firman Hidup” yaitu Yesus Kristus, yang realitasnya adalah titik rujukan utama dalam hidupnya.
Yohanes telah memberikan afirmasi Keilahian Yesus Kristus yang adalah Allah yang kekal dan sumber kehidupan kekal. Maka setiap orang percaya harus menjadikan Yesus rujukan utama dalam hidupnya, sebab Dialah sumber hidup yang kekal. (Solus Christus)
[2] Donald W. Burdick, The Epistles of John, (USA: MOODY PRESS, 1970)
[3] Fritz Ridenour, Menggapai Kesempurnaan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991)
[4] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid I, (Jakarta: LAI, 2014)
[5] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II,(Jakarta: LAI, 2014)
[6] Gary M. Burge, The NIV Application Application Commentary, (USA: Grand Rapids, 1996)
Mantap
ReplyDelete